sectio caesarea

1. Section caesarea



adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Winkjosastro,2007).
Operasi Caesar menurut Leon J.Dunn, mengartikannya sebagai persalinan untuk melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan perut dengan menyayat dinding perut (Kasdu, 2003).
Seksio sesarea merupakan prosedur operatif, yang dilakukan di bawah anesthesia sehingga janin, plasenta dan ketuban dilahirkan melalui insisi dinding abdomen dan uterus dan dilakukan setelah viabilitas tercapai (Fraser dan Cooper,
2009).
2.      Sifat section caesarea
a.       Sectio caesarea elektif
Alasan paling umum untuk melakukan operasi Caesar elektif adalah karena sang ibu sebelumnya pernah melakukan operasi serupa. Banyak dokter yang khawatir jika sang ibu sebelumnya pernah melahirkan melalui operasi cesar, melahirkan secara normal dapat terlalu beresiko bagi sang ibu, terutama jika ia akan melahirkan di sebuah rumah sakit local yang kecil. Para ibbu yang pernah menjalani operasi caesar seringkali cemas jika hal –hal yang menyebabkan dilakukannya operasi caesar yang pertama akan terjadi lagi jika mereka berusaha untuk menjalankan proses persalinan secara normal.
Hal ini mengindikasikan bahwa keputusan melaksanakan prosedur ini telah dibuat selama kehamilan, yang berarti sebelum persalinan dimulai (Fraser dan Cooper, 2009).
b.      Sectio caesarea darurat
Hal ini dilakukan jika terjadi kondisi yang tidak diingnkan selama kehamilan dan persalinan (Fraser & Cooper,2009).

         




3.      Komplikasi Sectio caesarea
Operasi Caesar sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, bukan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena resiko operasi Caesar lebih besar daripada persalinan alami. Resiko-resiko yang mungkin dialami oleh wanita yang melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada ibu maupun bayi, diantaranya:
a.       Alergi
Biasanya, risiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat tertentu. Pada awalnya, yaitu waktu pembedahan, segalanya bisa berjalan lancar sehingga
Bayi lahir dengan selamat. Namun, beberapa jam kemudian, obat yang diberikan
Baru bereaksi sehingga jalan nafas pasien dapat tertutup. Penggunaan obat pada pasien operasi caesarea lebih banyak dibandingkan dengan cara melahirkan alami (Kasdu,2003).
b.      Perdarahan
Perdarahan dapat mengakibatkan bekuan – bekuan darah pada pembuluh darah balik dan rongga panggul. Oleh karena itu, sebelum operasi, harus dilakukan pemeriksaan darah lengkap (Kasdu,2003).
c.       Cedera pada organ lain
Jika tidak dilakukan secara hati – hati, kemungkinan pembedahan dapat mengakibatkan terluanya oragan lain, seperti rectum atau kandung kemih . penyembuhan luka bekas bedah Caesar yang tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada oragn rahim atau kandung kencing. Selain itu dapat juga berdampak pada organ lain dengan menimbulkan perlekatan pada organ –oragan di dalam rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan penanganan khusus (Kasdu,2003).
d.      Rupture Uteri
Sekitar 1-3% angka kejadian akibat operasi menyebabkan rupture uteri (Kasdu,2003).
e.       Keloid
Pada beberapa jenis kulit, sayatan bekas operasi juga dapat mengakibatkan tebentuknya jaringan parut berlebihan pada kulit perut 9keloid) yang dapat mengganggu karena terasa nyeri dan gatal. Tidak itu saja juga akan mengganggu keindahan daerah perut (Kasdu,2003).
f.       Demam
Kadang – kadang demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan penyebabnya. Namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi (Kasdu,2003).
g.      Mempengaruhi produksi ASI
Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI (Air Susu Ibu) jika dilakukan pembiusan total (narkose). Akibatnya, kolostrum tidak bisa dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia dilahirkan. Namun, bila dilakukan pembiusan regional tidak banyak mempengaruhi produksi ASI (Kasdu,2003).